Dasar diagnosis sindroma defisiensi  testosteron berdasarkan  anamnesis (wawancara secara sistematis mengenai gejala), pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang laboratorium dengan mengukur kadar testosteron.
Dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan untuk ekplorasi  tanda-tanda atau gejala – gejala yang mungkin dialami pasien yang mungkin mengalami  defisiensi  testosteron. Gejala  utama yang berhubungan dengan gairah  seks (libido rendah) dan fungsi ereksi, selain pertanyaan  tentang berbagai gejala lainnya.
Karena banyak gejala-gejala ini belum tentu hanya karena hanya kadar testosteron rendah, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan  melakukan pemeriksaan penunjang dengan melakukan tes darah untuk mengukur kadar testosteron dan tes darah lainnya untuk menunjang diagnosis.
Pemeriksaan Fisis :
- Umum  (mengukur tekanan darah, mengukur  lingkar perut & WHR)
- Andrologis (karakteristik seksual sekunder, testis)
Tes darah  :
Darah biasanya akan diambil di pagi hari (7:00-11:00) ketika testosteron dalam darah pada irama circadian pada kadar tertinggi.

Sindroma Defisiensi Testosteron
Diposting oleh Anton Darsono Wongso di 00.22.00 Label: Hypogonadotropic Hypogonadism, Male Aging
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
dok bagaimana bisa andropause menyebabkan insomnia? terima kasih
Posting Komentar